Empat perempuan yang mempunyai nasib sial, namun tak pasrah begitu saja menerima kenyataan pahit dalam kehidupan. Sumantri (Rieke Dyah Pitaloka) dalam 'Cerita Pulau', Safina (Kirana Larasati) dalam 'Cerita Yogya', Esi (Shanty) dalam 'Cerita Cibinong', dan Laksmi (Cusan Bachtiar) dalam ' Cerita Jakarta'. Film 'Perempuan Punya Cerita' merangkum kepahitan hidup mereka.
Sumantri adalah bidan satu-satunya di sebuah pulau dekat Jakarta. Sumantri dikagumi masyarakat pulau, karena loyalitasnya yang rela mengesampingkan kepentingan pribadi demi pasien.
Konflik batin dimulai ketika Wulan (Rachel Maryam), pasien autisnya yg sudah dianggap Sumantri sebagai anak, diperkosa dan hamil. Untuk menyelamatkan masa depan Wulan, Sumantri pun berniat untuk mengaborsi kehamilan Wulan yg semakin membuncit. Namun lagi-lagi pilihan menjeratnya, memilih menyelamatkan masa depan gadis autis yg tak mungkin mengurus anak atau memilih masa depannya agar tidak dikucilkan masyarakat pulau yg menabukan aborsi.
Sisi lain kehidupan remaja Yogyakarta seperti Safina pun diangkat. Safina, siswi SMA yg baru puber, mempunyai rasa ingin tahu tentang banyak hal, termasuk mencoba berhubungan seks. Ditambah warnet yang menjamur, menambah akses mereka untuk mencari informasi gaya berhubungan seks baru.
Parahnya, Safina dan kawan-kawan satu sekolahnya tak takut berhubungan intim dengan siapapun, padahal mereka tidak ada bekal cukup pengetahuan tentang seks. Suatu ketika, Safina memulai kisah baru di kehidupannya. Jay (Fauzi Badilah), jurnalis yang mengaku sebagai mahasiswa asal Jakarta membuat Safina bertekuk lutut. Mereka saling memanfaatkan, Safina dengan nafsunya, dan Jay dengan keperluan risetnya tentang seks bebas di kalangan remaja Yogyakarta.
Di Cibinong ada Esi (Shanty), tukang bersih WC di klab dangdut 'Merem Melek' yang selalu pasrah dengan keadaan. Namun kepasrahannya berubah dengan perlawanan ketika kekasihnya, Narto (Reka Wijaya) melecehkan Maesaroh (Ken Nala Amrytha), putri semata wayangnya.
Padahal Esi sudah memenuhi keinginan Narto, termasuk berhubungan seks. Esi dan putrinya kabur tak tahu arah.
Beruntung mereka bertemu Cicih (Sarah Sechan) primadona klub. Sayangnya Esi bak seperti peribahasa sudah jatuh tertimpa tangga. Ternyata Cicih terlibat sindikat perdagangan perempuan.
Ibu kota negara pun tak luput dari sorotan 'Perempuan Punya Cerita'. Laksmi, janda beranak satu yang mempunyai kewajiban berat untuk membesarkan putri semata wayangnya sementara AIDS menggerogoti tubuhnya. Dengan AIDS dan hidup tak berpenghasilan, Laksmi harus membuat keputusan besar demi Belinda (Ranti Maria), anaknya.
Cerita keempat perempuan bernasib sial ini terangkum dalam sebuah film 'Perempuan Punya Cerita' yang mengangkat permasalahan perempuan. Konsep film yg digarap oleh 4 sutradara perempuan ini adalah film antologi yang terdiri dari potongan 4 film pendek.
Empat sutradara perempuan yang terlibat, Fatimah T. Rony (Cerita Pulau), Upi (Cerita Yogya), Nia Dinata (Cerita Cibinong), dan Lasja F. Susatyo (Cerita Jakarta) akan membuat airmata terus terus menetes. Lebih dari itu, emosi pun terus dipermainkan karena banyak hal tabu dan menakutkan diangkat.
Untuk masyarakat awam, 'Perempuan Punya Cerita' banyak mengangkat hal yang tidak biasa dalam seperti kekerasan dan seks. Namun justru hal yang diangkat itulah kini memang sebuah realitas di masyarakat.
Meski sedikit serius, unsur komedi tetap kental terutama pada 'Cerita Yogya'. Keluguan anak muda dalam memahami seks, berubah dari persepsi porno menjadi lawakan yg mencerdaskan.
Film ini cukup menyentuh sisi kepedulian dan kewaspadaan masyarakat. Tentu saja saat menonton, perlu kedewasaan dan pikiran positif.
Sumantri adalah bidan satu-satunya di sebuah pulau dekat Jakarta. Sumantri dikagumi masyarakat pulau, karena loyalitasnya yang rela mengesampingkan kepentingan pribadi demi pasien.
Konflik batin dimulai ketika Wulan (Rachel Maryam), pasien autisnya yg sudah dianggap Sumantri sebagai anak, diperkosa dan hamil. Untuk menyelamatkan masa depan Wulan, Sumantri pun berniat untuk mengaborsi kehamilan Wulan yg semakin membuncit. Namun lagi-lagi pilihan menjeratnya, memilih menyelamatkan masa depan gadis autis yg tak mungkin mengurus anak atau memilih masa depannya agar tidak dikucilkan masyarakat pulau yg menabukan aborsi.
Sisi lain kehidupan remaja Yogyakarta seperti Safina pun diangkat. Safina, siswi SMA yg baru puber, mempunyai rasa ingin tahu tentang banyak hal, termasuk mencoba berhubungan seks. Ditambah warnet yang menjamur, menambah akses mereka untuk mencari informasi gaya berhubungan seks baru.
Parahnya, Safina dan kawan-kawan satu sekolahnya tak takut berhubungan intim dengan siapapun, padahal mereka tidak ada bekal cukup pengetahuan tentang seks. Suatu ketika, Safina memulai kisah baru di kehidupannya. Jay (Fauzi Badilah), jurnalis yang mengaku sebagai mahasiswa asal Jakarta membuat Safina bertekuk lutut. Mereka saling memanfaatkan, Safina dengan nafsunya, dan Jay dengan keperluan risetnya tentang seks bebas di kalangan remaja Yogyakarta.
Di Cibinong ada Esi (Shanty), tukang bersih WC di klab dangdut 'Merem Melek' yang selalu pasrah dengan keadaan. Namun kepasrahannya berubah dengan perlawanan ketika kekasihnya, Narto (Reka Wijaya) melecehkan Maesaroh (Ken Nala Amrytha), putri semata wayangnya.
Padahal Esi sudah memenuhi keinginan Narto, termasuk berhubungan seks. Esi dan putrinya kabur tak tahu arah.
Beruntung mereka bertemu Cicih (Sarah Sechan) primadona klub. Sayangnya Esi bak seperti peribahasa sudah jatuh tertimpa tangga. Ternyata Cicih terlibat sindikat perdagangan perempuan.
Ibu kota negara pun tak luput dari sorotan 'Perempuan Punya Cerita'. Laksmi, janda beranak satu yang mempunyai kewajiban berat untuk membesarkan putri semata wayangnya sementara AIDS menggerogoti tubuhnya. Dengan AIDS dan hidup tak berpenghasilan, Laksmi harus membuat keputusan besar demi Belinda (Ranti Maria), anaknya.
Cerita keempat perempuan bernasib sial ini terangkum dalam sebuah film 'Perempuan Punya Cerita' yang mengangkat permasalahan perempuan. Konsep film yg digarap oleh 4 sutradara perempuan ini adalah film antologi yang terdiri dari potongan 4 film pendek.
Empat sutradara perempuan yang terlibat, Fatimah T. Rony (Cerita Pulau), Upi (Cerita Yogya), Nia Dinata (Cerita Cibinong), dan Lasja F. Susatyo (Cerita Jakarta) akan membuat airmata terus terus menetes. Lebih dari itu, emosi pun terus dipermainkan karena banyak hal tabu dan menakutkan diangkat.
Untuk masyarakat awam, 'Perempuan Punya Cerita' banyak mengangkat hal yang tidak biasa dalam seperti kekerasan dan seks. Namun justru hal yang diangkat itulah kini memang sebuah realitas di masyarakat.
Meski sedikit serius, unsur komedi tetap kental terutama pada 'Cerita Yogya'. Keluguan anak muda dalam memahami seks, berubah dari persepsi porno menjadi lawakan yg mencerdaskan.
Film ini cukup menyentuh sisi kepedulian dan kewaspadaan masyarakat. Tentu saja saat menonton, perlu kedewasaan dan pikiran positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar