Senin, 03 Maret 2008

'JUMPER'

Itu adalah sebuah tema yang disajikan dalam film terbaru besutan sutradara Doug Liman, Jumper. Film yang berkisah tentang seorang pemuda bernama David Rice yang mempunyai kemampuan ber-teleport, alias berpindah tempat kemanapun dalam sekejap. Kemampuan yang ia sadari saat baru berumur 15 tahun itu mengubah seluruh kehidupannya. Ayahnya yang pemarah ia tinggalkan, setelah keluarganya juga ditinggalkan oleh ibu kandungnya saat David masih berumur 5 tahun. Lantas seperti penggambaran di atas, David hidup dengan penuh kesenangan dan hura-hura. Sampai ia bertemu dengan Griffin, seorang Jumper (istilah untuk orang yang mampu ber-teleport) lain, yang memperingatkannya bahwa ada kaum Paladin yang selalu membunuhi para Jumper. Lalu muncullah Roland, seorang Paladin ganas yang berhasil menemukan jejak David saat merampok sebuah bank. Setelah itu dimulailah pengejaran terhadap David yang akhirnya berujung pada duel maut antara David dan Roland dengan mempertaruhkan nyawa Millie, gadis pujaan hati David. Film Jumper terhitung gagal menggambarkan aspek psikologis dari David. David hampir tidak pernah mempertanyakan darimana kekuatan itu berasal. Apalagi secara aktif mencari tahu mengapa ia diberikan kekuatan itu, terlepas dari penggambaran masa sekolahnya sebagai seorang pecundang. Doug Liman yang sebelumnya sukses menggarap film The Bourne Identity tampaknya lebih tertarik untuk menyuguhkan adegan-adegan aksi dengan editing cepat dan ketrampilan spesial efek kelas tinggi dibanding mencoba memberikan ruang gerak untuk pengembangan sifat dan interaksi para karakternya. Munculnya karakter Griffin juga tidak banyak menolong. Hubungan Griffin dan David serasa instan dan tidak memiliki kekayaan rasa. Hal ini diperparah dengan seringnya tokoh Roland muncul di sepanjang film. Karakter Roland yang berdimensi tunggal dan monoton tampaknya sia-sia belaka dibawakan oleh aktor watak kulit hitam, Samuel L. Jackson. Akan jauh lebih baik karakter tersebut diserahkan kepada aktor yang biasa-biasa saja dengan mengurangi durasi pemunculan untuk lebih diarahkan pada pengembangan karakter David. Roland bukanlah seorang Elijah Price, karakter antagonis yang jauh lebih kompleks dan menantang yang dibawakan Samuel L. Jackson dengan cemerlang dalam film besutan M. Night Shyamalan, Unbreakable. Pekerjaan Roland hanya satu, membunuh dan membunuh. Bahkan ia tidak pernah mengemukakan alasan dan motif yang cukup kuat untuk melandasi semua itu. “Kemampuan seperti itu hanya pantas dimiliki oleh Tuhan,” kata Roland. Itu adalah motifnya. Motif satu-satunya mengapa ia banyak membunuh orang. Hal penting yang disepelekan oleh Doug Liman serta penulis skenario David S. Goyer, Simon Kinberg, dan Jim Uhls, yang mengangkat film ini dari novel karangan Steven Gould. Pada akhirnya film Jumper tidak lebih dari sekedar penggambaran aksi seorang anak muda yang dianugerahi kemampuan luar biasa. Apabila anda memang bermaksud untuk menyaksikan film Jumper, ada baiknya turunkan ekspektasi anda. Mungkin anda akan cukup terhibur hanya dengan menyaksikan pameran ketrampilan spesial efek tingkat tinggi di sepanjang film ini.

Tidak ada komentar: