Rabu, 05 Maret 2008

'RAMBO IV: IN THE SERPENT'S EYE'

'RAMBO IV: IN THE SERPENT'S EYE', Sang Pahlawan Kembali Beraksi

Pemain: Sylvester Stallone, Julie Benz, Paul Schulze, Matthew Marsden, Maung Maung Khin

Dua puluh tahun menghilang, John Rambo kembali beraksi. Tentu saja sang Rambo masih diperankan oleh Sylvester Stallone. Tapi kali ini tak hanya sebagai bintang utama, Stallone juga menulis skenario sekaligus menyutradarainya sendiri. Jika Rambo sebelumnya pernah beraksi di Vietnam dan Afganistan, kali ini Rambo juga masih menjelajah Asia. Tepatnya di dekat perbatasan Thailand-Burma, tempat terjadinya perang saudara terpanjang di dunia, yang telah berlangsung puluhan tahun.

Rambo telah lama meninggalkan perang dan bertekad tak lagi terlibat dalam 'kehidupan berdarah'. Rambo memilih menetap di belantara Thailand. Selain menyewakan perahu, Rambo juga bekerja sebagai penangkap ular yang banyak ditemukan di hutan.

Namun keputusannya berubah setelah bertemu dengan Michael Burnett (Paul Schulze) dan rekannya, Sarah Miller (Julie Benz). Mereka adalah missionaris dari Amerika Serikat yang meminta Rambo untuk menjadi pemandu agar mereka dapat membawa obat-obatan, serta bantuan bagi desa Karen di perbatasan Burma dan Thailand. Padahal, di daerah tersebut, perang saudara terpanjang didunia, yaitu konflik orang Burma dengan orang Karen, sudah mencapai tahun ke-60.

Mereka meminta Rambo untuk menjadi pemandu, karena dianggap paling tahu daerah tersebut, termasuk wilayah yang dihuni oleh Suku Karen, suku yang dianggap pemberontak oleh junta militer Myanmar.

Meski awalnya Rambo menolak, tapi setelah Sarah dan Michael menjelaskan kondisi pengungsi yang sangat membutuhkan bantuan serta area berbahaya yang harus mereka lewati untuk menuju ke sana, Rambo pun bersedia menjadi pemandu mereka.

Dua minggu usai mengantarkan para missionaris, Pastor Arthur Marsh (Ken Howard) ketua gereja yang mengirim kelompok missionaris itu membawa kabar bahwa anak buahnya ditawan oleh militer Burma. Sayangnya kedutaan Amerika Serikat menolak untuk menolong mereka.

Bersediakah Rambo keluar dari hidupnya yang nyaman, kembali ke pertempuran? Bagaimana nasib Sarah, Michael, dan rekan missionaris yang lain?

Setelah bermain di tiga Rambo sebelumnya, tentu tak sulit bagi Stallone berperan lagi, meski usia telah lewat kepala enam. Kehebatan pahlawan perang Amerika ini tetap terlihat. Tentu saja kehebatan Rambo pun tak kalah, masih fasih menembak meski 20 tahun absen, juga masih bisa menang dari sekelompok orang yang mengepungnya. Benar-benar pahlawan sejati.

Film ini menyuguhkan alur cerita yang begitu sederhana dan mudah ditebak, sangat tidak cocok dengan karakter film perang. Namun adegan perang dan kekerasan, tentu saja tak lupa darah, menyakinkan bahwa ini memang film perang dan sangat tidak sesuai ditonton anak-anak bahkan abg (anak baru gedhe).

Tidak ada komentar: